Pilih mana ya?
1. Aturan
2. Idealisme
3. Bebas sesuai dengan pikiran sendiri.
Menyikapi perkembangan dunia pendidikan memang wajib bagi seorang guru. Mengapa? Karena perkembangan ilmu pengetahuan, apalagi yang berbasis teknologi informasi sangat pesat. Bayangkan jika kita tiba-tiba terdiam tidak bisa berkata apapun melihat atau mendengan anak didik kita terjerat kasus yang sebenarnya simpel tapi bersumber dari penggunaaan media informasi yang tidak dewasa. Contoh ketika menggunakan situs jejaring sosial, atau sekedar browsing dengan leluasa di internet.
Seakan-akan terperanjat, heran, ternyata sangat bebas mereka berekspresi, bereksplorasi menggunakan media informasi. Jika sang guru tidak faham maka yang terjadi adalah serta merta menunjuk muka si anak (siswa) sebagai terdakwa. Padahal, latar belakang permasalahannya adalah berawal dari pendidikan itu sendiri.
Pendidikan menuntut mereka mandiri, mencari sumber informasi yang sedemikian luas dan bebas tetapi lupa dalam menerapkan etika, aturan, atau paling tidak rambu-rambu yang sebenarnya sudah akrab di telinga anak didik namun tidak dikonversi dengan baik dalam ranah dunia informasi modern. Sebagai contoh, ada rambu atau norma mengenai hal-hal yang tabu atau saru (dalam bahasa Jawa) namun tidak diterjemahkan dalam istilah modern sehingga ketika mereka bereksplorasi anggapan tabu hanya untuk dunia nyata saja, tidak masuk dalam ranah dunia maya.
Jadi, memang bereksplorasi secara luas dibutukan dalam rangka menggali sumber informasi sebanyak-banyaknya namun tetap harus mengingat aturan yang ada. Idealisme kita entah sebagai guru atau sebagai pengguna media informasi adalah mengemas kedua hal di atas dengan baik sehingga siswa tidak merasa dibatasi tetapi juga tidak kemudian merasa lepas, sebebas-bebasnya tanpa aturan, rambu, atau norma-norma kewajaran yang ada. Mari terus berkarya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar